Pembangunan koperasi dapat diartikan sebagai proses perubahan yang  menyangkut kehidupan perkoperasian Indonesia guna mencapai kesejahteraan  anggotanya. Tujuan pembangunan koperasi di Indonesia adalah menciptakan  keadaan masyarakat khususnya anggota koperasi agar mampu mengurus  dirinya sendiri (self help).
A.   Permasalahan dalam Pembangunan  Koperasi
Koperasi bukan kumpulan modal, dengan demikian tujuan  pokoknya harus benar-benar mengabdi untuk kepentingan anggota dan  masyarakat di sekitarnya. Pembangunan koperasi di Indonesia dihadapkan  pada dua masalah pokok yaitu masalah internal dan eksternal koperasi.
     * Masalah internal koperasi antara lain: kurangnya pemahaman anggota  akan manfaat koperasi dan pengetahuan tentang kewajiban sebagai anggota.  Harus ada sekelompok orang yang punya kepentingan ekonomi bersama yang  bersedia bekerja sama dan mengadakan ikatan sosial. Dalam kelompok  tersebut harus ada tokoh yang berfungsi sebagai penggerak organisatoris  untuk menggerakkan koperasi ke arah sasaran yang benar.
    * Masalah  eksternal koperasi antara lain iklim yang mendukung pertumbuhan  koperasi belum selaras dengan kehendak anggota koperasi, seperti  kebijakan pemerintah yang jelas dan efektif untuk perjuangan koperasi,  sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.
B.     Kunci Pembangunan Koperasi
Menurut Ace Partadiredja dosen  Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, faktor-faktor yang menghambat  pertumbuhan koperasi Indonesia adalah rendahnya tingkat kecerdasan  masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena pemerataan tingkat  pendidikan sampai ke pelosok baru dimulai pada tahun 1986, sehingga  dampaknya baru bisa dirasakan paling tidak 15 tahun setelahnya.
Berbeda  dengan Ace Partadiredja, Baharuddin berpendapat bahwa faktor penghambat  dalam pembangunan koperasi adalah kurangnya dedikasi pengurus terhadap  kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental  pengurus, pengawas, dan manajer belum berjiwa koperasi sehingga masih  perlu diperbaiki lagi.
Prof. Wagiono Ismangil berpendapat bahwa  faktor penghambat kemajuan koperasi adalah kurangnya kerja sama di  bidang ekonomi dari masyarakat kota. Kerja sama di bidang sosial (gotong  royong) memang sudah kuat, tetapi kerja sama di bidang usaha dirasakan  masih lemah, padahal kerja sama di bidang ekonomi merupakan faktor yang  sangat menentukan kemajuan lembaga koperasi.
Ketiga masalah di  atas merupakan inti dari masalah manajemen koperasi dan merupakan kunci  maju atau tidaknya koperasi di Indonesia.
Untuk meningkatkan  kualitas koperasi, diperlukan keterkaitan timbal balik antara manajemen  profesional dan dukungan kepercayaan dari anggota. Mengingat tantangan  yang harus dihadapi koperasi pada waktu yang akan datang semakin besar,  maka koperasi perlu dikelola dengan menerapkan manajemen yang  profesional serta menetapkan kaidah efektivitas dan efisiensi. Untuk  keperluan ini, koperasi dan pembina koperasi perlu melakukan pembinaan  dan pendidikan yang lebih intensif untuk tugas-tugas operasional. Dalam  melaksanakan tugas tersebut, apabila belum mempunyai tenaga profesional  yang tetap, dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga  pendidikan yang terkait.
Dekan Fakultas Administrasi Bisnis  universitas Nebraska Gaay Schwediman, berpendapat bahwa untuk kemajuan  koperasi maka manajemen tradisional perlu diganti dengan manajemen  modern yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
    * semua  anggota diperlakukan secara adil,
    * didukung administrasi yang  canggih,
    * koperasi yang kecil dan lemah dapat bergabung (merjer)  agar menjadi koperasi yang lebih kuat dan sehat,
    * pembuatan  kebijakan dipusatkan pada sentra-sentra yang layak,
    * petugas  pemasaran koperasi harus bersifat agresif dengan menjemput bola bukan  hanya menunggu pembeli,
    * kebijakan penerimaan pegawai didasarkan  atas kebutuhan, yaitu yang terbaik untuk kepentingan koperasi,
    *  manajer selalu memperhatikan fungsi perencanaan dan masalah yang  strategis,
    * memprioritaskan keuntungan tanpa mengabaikan  pelayanan yang baik kepada anggota dan pelanggan lainnya,
    *  perhatian manajemen pada faktor persaingan eksternal harus seimbang  dengan masalah internal dan harus selalu melakukan konsultasi dengan  pengurus dan pengawas,
    * keputusan usaha dibuat berdasarkan  keyakinan untuk memperhatikan kelangsungan organisasi dalam jangka  panjang,
    * selalu memikirkan pembinaan dan promosi karyawan,
     * pendidikan anggota menjadi salah satu program yang rutin untuk  dilaksanakan.
Sumber: Ign. Sukamdiyo,  Manajemen Koperasi,  Erlangga, 1996, Hal. 27-33.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar